shopping-bag 0
Items : 0
Subtotal : Rp 0
View Cart Check Out

Single Blog Title

This is a single blog caption

Mengubur Asa di Giuseppe Meazza.

CR7

 

Dalam lawatan ke Kota Milan dua minggu yang lalu, Federico Chiesa dan kawan-kawan berhasil menjadikan San Siro sebagai arena bermain yang apik. Dengan harapan yang sama, kali ini anak asuhan Andrea Pirlo kembali bertandang ke Kota Milan melawan tuan rumah, Internazionale Milan.

Nyatanya, pasukan Bianconeri datang ke medan perang tanpa membawa senjata yang mumpuni. Bahkan nyali dan gairah bertarung mereka sepertinya tertinggal di Turin. Sir Alex Ferguson pernah bilang, satu hal yang dimiliki Juventus tapi tidak dimiliki tim lain adalah gairah untuk menang. Tapi, pagi tadi kita tidak mampu menemukan di mana terakhir kali menyimpan nyali dan gairah itu.

Berhasil mendominasi possesion selama 10 menit, diakhiri dengan gol Ronaldo yang dianulir wasit, selebihnya Juventus seolah tak berbuat apapun. Dua menit kemudian, sebuah umpan manis Nicolo Barella berhasil diselesaikan dengan baik oleh Arturo Vidal. Gol! Inter 1-0 Juve.

Juventus terlihat seperti kumpulan individu yang tidak tahu apa yang harus dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah tim. Switch play yang sukses diterapkan ketika melawan Milan, berhasil diantisipasi dengan baik oleh Antonio Conte. Barisan lini tengah Inter terlihat begitu superior di hadapan Rabiot dan Ramsey yang mendadak demam panggung.

Mengharap Frabotta bermain baik di big match juga bukan hal yang tepat, karena level dia belum sampai di situ. Duo Chiellini dan Bonucci yang semakin menua begitu kewalahan menghadapi Lukaku dan Barella. Untungnya Lautaro bermain buruk, kalau dia sedang top form, bisa-bisa Szczesney akan lebih dari 3 kali kebobolan.

Babak kedua cukup dirangkum dengan berhasilnya Barella menggandakan kedudukan setelah mendapat umpan manis Alessandro Bastoni yang malam tadi seolah menjelma menjadi Bonucci di masa mudanya.

Juventus mulai bisa melakukan serangan setelah masuknya Kulusevski dan McKennie. Tapi tetap, sampe peluit akhir skor tidak berubah. 2-0 untuk tuan rumah.

Di lini masa, tagar #PirloOut kembali menggema. Tapi menurut saya, kemarahan yang ditujukan ke Pirlo adalah salah sasaran.
Apa yang bisa diharapkan dari pelatih yang belum memiliki pengalaman melatih sebelumnya?
Kesalahan patut diarahkan ke manajemen yang memilih Pirlo dan bisa dikatakan tidak berhasil di bursa transfer beberapa musim terakhir.

Memecat Pirlo berarti kita akan menunjuk tiga pelatih baru dalam tiga musim, sebuah hal yang menunjukkan bahwa ada yang salah di internal manajemen tim.
Ayolah, sekarang saatnya memberi Pirlo waktu dengan merendahkan ekspektasi.
Mengubur asa di Gisuseppe Meazza, bersiap dengan kemungkinan terburuk melepas scudetto musim ini.

Tapi tetap, menyerah bukanlah sebuah pilihan. La gente come noi non molla mai. Fino alla fine!

 

Oleh: Mas Bri (Penulis bisa di sapa di linimasa Twitter dengan akun @briand_fergie)

Leave a Reply