shopping-bag 0
Items : 0
Subtotal : Rp 0
View Cart Check Out

Single Blog Title

This is a single blog caption
Andre Pirlo

Penunjukan Andrea Pirlo, Antara Realistis dan Panik?

Andre Pirlo

 

Perjalanan karir Maurizio Sarri sebagai pelatih Juventus berakhir! Pencopotan kursi kepelatihan itu dilakukan kurang dari 24 jam usai Il Bianconerri gagal lolos ke perempat final UEFA Champions League (UCL) musim ini.

Keputusan ini terbilang mengejutkan, karena pasca pertandingan vs Lyon, Presiden Juventus, Andrea Agnelli tidak menyebutkan secara gamblang memecat Sarri, baru sebatas akan mengevaluasi pencapaian tim.

Keputusan telah diambil. Juventini tidak akan lagi dapat melihat tontonan gaya bermainnya “Sarriball”. Pencapaian tertinggi pelatih asal Naples itu ialah raihan scudetto Serie-A, hasil dari 26 menang, 5 seri dan 7 kalah. Selebihnya? Sarri gagal di dua kompetisi lain yakni Coppa Italia dan yang teranyar UCL.

Gelar scudetto yang diraih Sarri tetap patut diapresiasi. Karena ia (setidaknya) mampu menyelesaikan satu target yang diusung manajemen klub sejak awal musim, walaupun dengan selisih yang minim dalam jumlah poin dari pesaingnya, Inter Milan (berjarak satu poin).

Kesuksesan Sarri di Juventus dengan scudetto-nya untuk pertama kali sejak berkecimpung di dunia kepelatihan dua dekade terakhir, menambah gelar yang diraih. Dimana sebelumnya, Sarri juara Liga Europa bersama Chelsea (2018-2019) dan gelar pertamanya sebagai pelatih yakni juara Coppa Serie-D (2002-2003).

Rekor individu lain yaitu sebagai pelatih tertua meraih scudetto di usia 61 tahun 5 bulan dan 19 hari. Dia mengalahkan rekor sebelumnya milik Nils Liedholm kala membawa AS Roma juara Serie A musim 1982/1983 di umur 60 tahun 8 bulan 21 hari.

Terima kasih, thank you, grazie, mister!

 

Pemecatan Maurizio Sarri sebagai pelatih kepala tentu membuat posisi itu kosong. Selama beberapa jam, dunia jurnalis Italia melancarkan berbagai opini, menyertakan nama-nama yang akan ditunjuk oleh Juventus. Mauricio Pocchetino menjadi nama terdepan. Masuk akal, karena ia masih tanpa klub. Kemudian, kabar kembalinya Massimiliano Allegri yang senasib dengan Pocchetino.

Selain kedua nama itu, berseliweran nama-nama yang digadang sejak musim lalu semisal pelatih Lazio, Simone Inzaghi dan dua pelatih beken, Pep Guardiola dan Zinedine Zidane. Nama terakhir bahkan dikabarkan langsung dihubungi oleh Presiden Juventus, Andrea Agnelli. Hasilnya, bukan.

Dia adalah sang maestro, Andrea Pirlo, sosok yang baru berumur sepekan meneken kontrak sebagai pelatih Juventus u-23. Lantas, timbul pertanyaan-pertanyaan. Pantaskah, Andrea mengemban tanggung jawab tersebut?

Tidak salah, jika para penggemar mempertanyakan kemampuan Pirlo. Siapa Pirlo di posisinya saat ini? Secara, sebagai pelatih, salah satu penggawa yang membawa Italia juara dunia 2006 itu nihil pengalaman. Ia baru dua tahun mengambil lisensi kepelatihan (2018) dan belum pernah mencicipi mengarahkan tim dari pinggir lapangan. Kemudian, apakah penunjukan ini bukti Juventus panik?

Pertanyaan ini bisa saja benar. Mengingat gelaran Serie-A musim 2020/2021 hanya berjarak satu bulan (Kick off 19 September 2020), membuat manajemen tidak punya banyak waktu, sedangkan stok pelatih diatas sulit didapat. Satu-satunya yang realistis memang menaikkan kelas Pirlo ke level utama.

Di sisi lain, keputusan Andrea Pirlo pun terbilang berani. Tanpa pengalaman segudang untuk menukangi klub sekelas Juventus, Andrea hanya memiliki waktu sebulan untuk menyatu dengan tim yang ada, sembari memilah pemain-pemain yang akan didepak dan akan didatangkan, sesuai kebutuhan.

Jika berhasil, tentu ini akan menjadi perjudian yang sukses dari manajemen, laiknya penunjukan Zidane di Real Madrid, Pep Guardiola di Barcelona, atau minimal Diego Simeone di Atletico Madrid. Namun, jika gagal, ini akan menjadi ancaman karir bagi Pirlo dalam debutnya. Bukan tidak mungkin, nasibnya akan sama dengan Filippo Inzaghi dan Clarence Seedorf yang floop di AC Milan.

 

Kepercayaan tim

Siapa yang tidak tahu dengan kiprah Andrea Pirlo semasa bermain? Berbagai titel level dunia, Eropa dan liga domestik sudah mejeng di daftar CV-nya. Kesuksesannya di AC Milan di usia muda, serta pembuktiannya di Juventus di usia senja, bukti sahih bahwa dirinya memang laik disematkan sebutan sang maestro.

Kini, sang maestro telah menjadi mister (Sebutan pelatih). Pemain-pemain Juventus tentu tidak lagi memandangnya hanya sebatas mantan rekan, semisal Gianluigi Buffon, Leonardo Bonucci dan kapten Giorgio Chiellini yang pernah satu tim. Atau seperti Higuain dan Ronaldo yang pernah berhadapan dengannya sebagai lawan.

Apakah cukup bagi Pirlo dengan pencapaian luar biasanya sebagai pemain membuat dirinya disegani sebagai pelatih? Itu perlu pembuktian lain. Hanya saja, pemain-pemain senior Juventus, terutama Buffon, Bonucci dan Chiellini sejauh ini mahir mengambil peran untuk meyakinkan rekan-rekan mereka.

Jauh sebelum adanya Pirlo, datang sebagai seorang legenda hidup, di musim 2011-2012, Antonio Conte pun diragukan untuk membangkitkan Juventus dari keterpurukan pasca kembali ke Serie-A. Alessandro Del Piero, dan Buffon, saat itu menjadi dua pemain paling senior yang diharapkan mampu meyakini rekan mereka. Hasinya, Conte mampu membuat Juventus bangkit dengan 3 scudetto beruntun.

Kemudian datang Massimiliano Allegri dengan beragam kontroversialnya dari AC Milan, yang sempat dihadiahi lemparan telur sebagai ucapan selamat datang. Lagi-lagi pemain senior lah yang turut membantu meyakini hingga pencapaian 5 scudetto dan dua kali sebagai finalis UCL.

Terakhir, Maurizio Sarri justru mendapatkan perlakuan lebih istimewa. Selain peran pemain senior, manajemen juga ikut mem-back up Sarri dari segala kritik atas penunjukan hingga proses dirinya melatih.

Jika semua element di tubuh Juventus mampu mengimbangi apa yang diinginkan Andrea Pirlo, mendapatkan kepercayaan penuh dari manajemen dalam hal pemilihan pemain yang dibutuhkan. Peran pemain senior yang meyakini kehadirannya sebagai pelatih yang akan membawa kejayaan bagi rekan pemain, serta tifosi yang memberikan kesempatan bagi Pirlo membuktikan diri sebagaimana capaiannya sebagai pemain, bukan tidak mungkin Pirlo akan sukses sekembalinya ke Juventus, semoga!

 

Oleh: Caturangga Pria | Jurnalis dan penggemar sepakbola yang bisa disapa di akun Twitter @Caturangga_Juve

1 Response

  1. Mizan Juventino

    Ulasan berimbang, sebenarnya mayoritas Juventino bukan semata meragukan, lebih kepada terkaget-kaget. Spekulasi nama kandidat yang muncul dan realita penunjukkan Pirlo ini benar-benar diluar ekspektasi dan prediksi hampir semua pihak diluar management.

Leave a Reply